Selasa, 15 Desember 2009

PERBAIKAN ORMAWA



Beranjak dari rasa sedih, pilu melihat ormawa yang semeraut dan tanpa tujuan yang jelas. Akhir-akhir ini mahasiswa-mahasiswa memiliki daya kritis yang sangat kurang, mahasiswa tidak lagi memiliki kreatifitas padahal mahasiswa sangat identik dengan multitalent. Sangat tragis dan memilukan hati adalah mahasiswa akhir-akhir ini antipati dengan organisasi mahasiswa.
ada apa ini..???
Setelah melakukan identifikasi permasalahan, ternyata ada sekian problem yang mendasari atau menyebabkan ini semua terjadi. salah satunya adalah Perjuangan murni untuk ormawa itu sangat minim, yang terjadi adalah penguatan kepada beberapa kelompok yang mengakibatkan ormawa kehilangan arah dan tujuan, yaitu mencetak manusia-manusia yang kritis, intelektual, dan penyambung aspirasi masyarakat dengan didasari oleh cendekia, mandiri, dan bernurani. Namun yang terjadi justru sebaliknya, ormawa dijadikan sebagai ladang untuk perebutan kekuasaan dan penguatan dominasi kelompok tertentu. Boleh dikatakan sebagai tempat penanaman karakter politikus yang haus akan jabatan dan kekuasaan.
Pembelajaran yang dilakukan ormawa bukan pembelajaran yang sesungguhnya, yaitu pemebelajaran yang dialogis, tetapi yang dilakukan adalah indoktrinasi. Ini tidak lepas dari kekuatan kelompok tadi, dominasi kelompok tadi. artinya proses pembelajaran indoktrinasi lebih menitik beratkan agar si obyek bisa bergabung, bisa diatur (disetir), dan menguatkan dominasi kelompok tersebut. obyek sangat sedikit diberi ruang untuk mengkritisi pernyataan atau pembelajaran yang ditranformasikan oleh pemberi doktrin. inilah yang menyebabkan mahasiswa tidak lagi memiliki daya kritis yang kuat.
Sistem Pemilwa, Sistem Pemilwa yang saat ini dipakai sangat-sangat tidak murni untuk sebuah perbaikan ormawa, sistem pemilwa yang menggunakan kendaraan partai dinilai sangat tidak demokratis. Alasan kenapa menggunakan Kepartaian adalah karena “miniatur indonesia”. namun ini dikira terlalu dipaksakan. artinya dominasi kelompok akan sangat menggila disini, seseorang yang cerdas, visioner tidak akan pernah memimpin oleh karena dia bukan dari bagian kelompok tertentu, bahkan orang yang dari luar kelompok tidak segan untuk ditendang peredaran. Sementara orang yang biasa saja namun ia loyalitas kepada kelompok tertentu, ia akan diusung, dicitrakan secara hiper sehingga ia pun akan terpilih.
artinya egoisme kelompok akan sangat terlihat, bagaimanapun juga yang harus naik menjadi pemimpin adalah orang-orang dari kelompok tertentu yang bisa diiatur, diintervensi, dan disetir. ini tidak lain adalah untuk menguatkan dominasi kelompok itu tadi. dengan seperti ini tidak akan pernah muncul pemimpin yang viisioner, kompetens, diterima oleh semua kalangan dan bebas dari intervensi. yang muncul adalah pemimpin yang pasif, dan tidak memiliki wawasan kedepan, bahkan kalo boleh dikatakan “cupu”. Pemilwa dengan Kepartaian tidak lain karena Kelompok tertentu tersebut mengandalkan dan yakin dengan basic kekuatan yang dimilikinya, ini tidak lepas dari dominasi kelompok tersebut.

Perbaikan ormawa
Sebagai orang yang sadar, cinta, peduli terhadap ormawa perlu melakukan ini semua dengan perjuangan murni. Ormawa harus memiliki orientasi yang jelas. Ormawa harus bisa diterima oleh semua kalangan karena Ormawa adalah milik bersama, ormawa adalah ladang untuk berkreasi, bereksperimen. Ormawa bukan tempat untuk mencari kekuasaan, bukan tempat untuk untuk mencitrakan salah satu kelompok, bukan alat untuk menguatkan dominasi partai politik (dominasi kekuasaan), tetapi ormawa adalah wadah untuk menciptakan manusia-manusia berkualitas, kritis, aktif, cerdas, berwawasan, kreatif dan intektual.

lalu wirya artapati

0 komentar:

Posting Komentar