gili air beach, lombok. west nusa tenggara

bersama teman-teman alumni NH 07.

teknologi pendidikan, universitas negeri yogyakarta.

kabinet HIMA TP 2010, bukan saatnya beretorika, saatnya beraksi

Teknologi Pendidikan goes to malang 2011

rest area. batu malang, east java

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 29 Desember 2009

SANG PERANTAU KECIL

Akhir tahun yang otomatis juga awal tahun, memilki arti tersendiri bagi seorang perantau kecil dari daerah seberang... sang perantau yang terus memimpikan impiannya untuk menjadi seorang guru bangsa.. seseorang yang punya impian tinggi di negeri yang asing, terasing bagai onta ditengah di padang pasir, bagai penyelam di tengah lautan yang dikelilingi ikan ikan...

Kedatangannya ke negeri itu memang tak terduga, tak pernah ada bayangan dalam dirinya, entah ini adalah kebetulan semata atau merupakan keberuntungan. yang jelas perantau kecil itu kini sudah hidup dan mencoba bermasyarakat dengan baik di negeri itu... ia membawa segudang tanggung jawab dan amanah dari negeri dimana ia dilhirkan, pergi untuk pulang, pergi untuk ilmu dan pulang untuk amal,. seperti itulah simple kalimat untuk menggambarkan tugas kecil sang perantau...

NAFAS PERTAMA ADAPTASI, iya...!!! nafas awal kedatangannya tentu adalah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, mengenal pola hidup, tingkah laku, budaya negeri dimana ia tinggal saat ini... sabar, diam dan kerendahan hati menjadi sikap atau karakter sang perantau, itu yang menjadi pesan dari orang tua dan keluarganya dikampung. (di negeri orang jangan bikin masalah ya nak, apapun yang terjadi tetaplah bersabar, dan merendah begitulah potongan kalimat orang tua)" menyerah untuk menaang" begitulah orang bijak mengatakannya...

seiring berjalannya hari, sang perantau terus belajar, mencari dan membaca (dalam arti luas) setiap keadaan. meskipun masih merasa asing dia terus ingin bisa menjadi bagian dari orang-orang yang dianggap hebat. ia tidak ingin tersisihkan, apapun yang terjadi sang perantau harus bisa berpartisipasi dalam event-event di sekitarnya....

Rintangan, cobaan tak jarang menghampiri sang perantau.... baik dari finansia, khir, problematika kehidupan hingga problematika cinta.. (waduuuuchhh perantau juga manusia ; kata perantau)...

Akhir dan awal tahun menjadi titik yang membahagiakn bagi perantau, karena disana ia mendapat amanah untuk menjadi pimpinan dalam sebuah instansi organisasi, itu artinya ia memiliki amanah dan tanggung jawab berlapis lapis... tidak dapat diukur berapa tebal tanggung jawab yang iya pangku, entah setebal bumi pun....

Ucapan selamat dengan nada-nada puitis terus berdatangan kepada si perantau kecil, ada yang menjabat tangan, ada pula yang merangkul sembari berorasi dengan suara lantang , ada pula yang soo lebai.... ketika si perantau membuka salah satu situs pertemanan , jiwa raganya bagai kapas yang beterbangan menuju syurga, jantungnya pun sejenak tak berdetak, mulutnya terkunci, bisu seperti batu, mata melotot bak matahari melotot tepat jam 12 siang....

Air mata dari bening matanya perlahan menetes... perlahan nafasnya behembus, jantungnya berdetak dengan tenang. belahan bibirnya terbuka sembari bertasbih, bertahmid dan bertakbir....

si perantau benar-benar bangga dan sangat bahagia....
si perantau kecil tersenyum dan mengucapkan terima kasih, arigatou, syukron sahabat sahabatku...

SI PERANTAU BOLEH BERBAHAGIA... TAPI INGAT..!!!
INI ADALAH AWAL LANGKAH...
INI BUKAN TUGAS KECIL, INI BUKAN PERMAINAN, TAPI INI ADALAH AMANAH YANG AKAN DIPERTANGGUNG JAWABKAN KELAK...

Selamat berjuang perantau kecil... terus kobarkan semangatmu....
bawa kapal layarmu hingga sampai pada tujuan, jangan pernah takut dengan ombak...
Matimu adalah Awal kehidupanmu....

Senin, 28 Desember 2009

JEMU


Pesta demokrasi, Pesta tahunan Mahasiswa UNY beberapa hari yang lalu telah usai, saat itu gedung ormawa serasa seperti pasar katakanlah pasar beringharjo , yang selalu ramai, penuh dengan suasana tawar menawar dsb... kalau di pasar beringharjo tawar menawar yang dilakukan adalah tawar menawar barang, jasa dan lain sebagainya. beda halnya dengan ormawa-ormawa ... disana terjadi tawar menawar untuk dukungan dan posisi strategis nantinya....

entah dari mana asalnya, orang-orang yang jarang terlihat sekalipun, saat itu bagaikan hantu yang munculnya beberapa tahun sekali, muncul tatkala ada seseorang yang mengusiknya, mencela-cela keturunananya..muncul karena ada yang mengusik rumahnya... iya.... mungkin terlalu berlebihan mengatakannya seperti itu... tapi seperti itulah panorama gedung organisasi mahasiswa saat itu.. (heheeeee naudzubillah dech kalo ada hantu yang datang kikikkkkk)...

melihat panorama itu sebenarnya mengembirakan, karena organisasi mahasiswa terlihat hidup, terlihat produktif, inovatif dan menyenangkan... tapi apakah setiap saat panorama itu bisa kita lihat....????
saya kira tidak perlu menjawabnya, karena semua orang pasti tahu jawabannya....

setelah hari itu (15 desemeber 2009) berlalu, nyaris tak terlihat orang-orang, suara-suara, gambar-gambar dan gemuruh keramaian yang biasa terdengar....
entah kemana para hantu itu..??? mungkin mereka pulang kampung karena banyak dukun yang mengusirnya, atau mungkin saja mereka sudah masuk kedalam jasad-jasad mahasiswa...
astagaaaaaa..........!!! (moga aja pulang kampung, jgn masuk ke jasad lah...)

SEPI.....!!!!
Seperti itulah keadaan ormawa di akhir tahun ini....
Akhir tahun yang semestinya di ramaikan dan dirayakan... dijadikan clossing agenda dari para mahasiswa... penyakit apa yang telah merasuk kedalam darah kami....
mengapa kita selalu meneriaakkan para pejabat, sementara kita sendiri sama seperti mereka....

untukmu orang yang bersemangatt.... tetap kuat dan sisipkan selalu jiwa semangat dalam dadamu....!!!

Selasa, 15 Desember 2009

PERBAIKAN ORMAWA



Beranjak dari rasa sedih, pilu melihat ormawa yang semeraut dan tanpa tujuan yang jelas. Akhir-akhir ini mahasiswa-mahasiswa memiliki daya kritis yang sangat kurang, mahasiswa tidak lagi memiliki kreatifitas padahal mahasiswa sangat identik dengan multitalent. Sangat tragis dan memilukan hati adalah mahasiswa akhir-akhir ini antipati dengan organisasi mahasiswa.
ada apa ini..???
Setelah melakukan identifikasi permasalahan, ternyata ada sekian problem yang mendasari atau menyebabkan ini semua terjadi. salah satunya adalah Perjuangan murni untuk ormawa itu sangat minim, yang terjadi adalah penguatan kepada beberapa kelompok yang mengakibatkan ormawa kehilangan arah dan tujuan, yaitu mencetak manusia-manusia yang kritis, intelektual, dan penyambung aspirasi masyarakat dengan didasari oleh cendekia, mandiri, dan bernurani. Namun yang terjadi justru sebaliknya, ormawa dijadikan sebagai ladang untuk perebutan kekuasaan dan penguatan dominasi kelompok tertentu. Boleh dikatakan sebagai tempat penanaman karakter politikus yang haus akan jabatan dan kekuasaan.
Pembelajaran yang dilakukan ormawa bukan pembelajaran yang sesungguhnya, yaitu pemebelajaran yang dialogis, tetapi yang dilakukan adalah indoktrinasi. Ini tidak lepas dari kekuatan kelompok tadi, dominasi kelompok tadi. artinya proses pembelajaran indoktrinasi lebih menitik beratkan agar si obyek bisa bergabung, bisa diatur (disetir), dan menguatkan dominasi kelompok tersebut. obyek sangat sedikit diberi ruang untuk mengkritisi pernyataan atau pembelajaran yang ditranformasikan oleh pemberi doktrin. inilah yang menyebabkan mahasiswa tidak lagi memiliki daya kritis yang kuat.
Sistem Pemilwa, Sistem Pemilwa yang saat ini dipakai sangat-sangat tidak murni untuk sebuah perbaikan ormawa, sistem pemilwa yang menggunakan kendaraan partai dinilai sangat tidak demokratis. Alasan kenapa menggunakan Kepartaian adalah karena “miniatur indonesia”. namun ini dikira terlalu dipaksakan. artinya dominasi kelompok akan sangat menggila disini, seseorang yang cerdas, visioner tidak akan pernah memimpin oleh karena dia bukan dari bagian kelompok tertentu, bahkan orang yang dari luar kelompok tidak segan untuk ditendang peredaran. Sementara orang yang biasa saja namun ia loyalitas kepada kelompok tertentu, ia akan diusung, dicitrakan secara hiper sehingga ia pun akan terpilih.
artinya egoisme kelompok akan sangat terlihat, bagaimanapun juga yang harus naik menjadi pemimpin adalah orang-orang dari kelompok tertentu yang bisa diiatur, diintervensi, dan disetir. ini tidak lain adalah untuk menguatkan dominasi kelompok itu tadi. dengan seperti ini tidak akan pernah muncul pemimpin yang viisioner, kompetens, diterima oleh semua kalangan dan bebas dari intervensi. yang muncul adalah pemimpin yang pasif, dan tidak memiliki wawasan kedepan, bahkan kalo boleh dikatakan “cupu”. Pemilwa dengan Kepartaian tidak lain karena Kelompok tertentu tersebut mengandalkan dan yakin dengan basic kekuatan yang dimilikinya, ini tidak lepas dari dominasi kelompok tersebut.

Perbaikan ormawa
Sebagai orang yang sadar, cinta, peduli terhadap ormawa perlu melakukan ini semua dengan perjuangan murni. Ormawa harus memiliki orientasi yang jelas. Ormawa harus bisa diterima oleh semua kalangan karena Ormawa adalah milik bersama, ormawa adalah ladang untuk berkreasi, bereksperimen. Ormawa bukan tempat untuk mencari kekuasaan, bukan tempat untuk untuk mencitrakan salah satu kelompok, bukan alat untuk menguatkan dominasi partai politik (dominasi kekuasaan), tetapi ormawa adalah wadah untuk menciptakan manusia-manusia berkualitas, kritis, aktif, cerdas, berwawasan, kreatif dan intektual.

lalu wirya artapati

Himpunan Mahasiswa Sebagai Wadah Implementasi Potensi Masyarakat Jurusan ; ‘Memanfaatkan Kekayaan Teknologi Pendidikan’


Teknologi Pendidikan merupakan sebuah gagasan keilmuan yang penuh dengan suasana menyenangkan, menggembirakan hingga ia dikenal sebagai kajian keilmuan yang solutif, inovatif dan produktif. Kajian yang ada di Teknologi Pendidikan menjadikan banyak orang tertarik untuk masuk kedalamnya, menggali apa yang ada didalamnya. Hal ini yang menimbulkan sebagian orang bertanya. apa sich Teknologi Pendidikan..?? Apa yang ada didalam Teknologi Pendidikan..??. Teknologi Pendidikan memang sangatlah luas, diartikan dari segi teknologi saja, begitu luas apa yang ada didalam teknologi itu sendiri. belum lagi dari segi pendidikan, mungkin tidak akan ada hentinya lagi. Namun Teknologi Pendidikan memiliki basis pusat di Washington, Para Teknolog yang tergabung dalam AECT inilah yang merumuskan segala yang berkaitan dengan Teknologi Pendidikan. dalam pengertian AECT 1994 saja terdapat 4 unsur dari pengertiannya tersebut. pertama teori dan praktek, 5 kawasan TP itu sendiri, Proses dan Sumber, dan yang terakhir Untuk Belajar. Satu unsur saja belum tentu kita mantap untuk menggalinya, jadi kajian Teknologi Pendidikan sangatlah luas, ini yang membedakan Jurusan Teknologi Pendidikan berbeda dengan jurusan yang lain.

Bagi Sebagian orang yang telah mantap, mungkin akan merasakan bagimana kenikmatan di Teknologi Pendidikan, mereka bisa berkarya, berinovasi dengan ide-ide mereka, berkreasi dengan fasilitas yang terdapat di Teknologi Pendidikan. Mereka yang sudah mantap ini tidak heran dikatakan sebagai insan-insan yang produktif. Problematikanya adalah orang-orang yang dikatakan ‘insan produktif’ ini sangatlah sedikit. Karena luasnya kajian dan Kekayaan yang dimiliki oleh Teknologi Pendidikan ini justru membuat sebagian besar masyarakatnya merasa bingung, bertanya akan jadi apa nanti..?? Apa kompetensi yang akan saya miliki..?? dan pertanyaan kritis lainnya. Pertanyaan seperti ini muncul karena berbagai macam variasi kajian keilmuan yang ada didalam Teknologi Pendidikan, mulai dari berbagai macam media, teori-teori bahkan hingga enterpreneurship. Media saja diklasifikasikan dalam beragam, seperti animasi, media sederhana, audio, hingga film video. Artinya kekayaan yang luar biasa ini menjadi boomerang bagi masyarkatnya. Problematika ini tentu tidak boleh berlarut. Karena pasti ada solusi cerdas untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Peran HIMA

Kewajiban besar Fungsionaris Hima adalah memberikan wadah, sarana bagi masyarakat yang ada didalamnya, tentunya masyrakat Teknologi Pendidikan. Wadah untuk berkreasi, Saran untuk berinovasi, ruang-ruang untuk memberikan masyarakatnya mengajukan ide, gagasan, pendapat, wadah untuk mengimplemntasikan Potensi keilmuan yang telah ia pelajar. dengan adanya wadah dan sarana ini bukan tidak mungkin masyrakat teknologi pendidikan menjadi insan-insan yang kreatif, inovatif, produktif dan memiliki wawasan yang luas.

Melirik kebelakang, Hima ternyata tidak mampu memberikan apa yang telah dipaparkan diatas. Fungsionaris Hima justru terlihat kebingungan, tidak tau harus berbuat apa. Hal ini terjadi karena tidak terjadi integrasi, teamwork yang baik, Tidak ada usaha bersama. Padahal telah dipaparkan Teknologi Pendidikan amat sangatlah luas. Teknologi Pendidikan tidak mungkin akan berjalan dengan sendiri-sendiri. Ia terdiri dari beberapa, kalau saya contohkan ia bagaikan sebuah Film. Film terdiri dari direktur, penulis naskah, sutradara, pemain dan crew. Pembuatan film tidak mungkin bekerja secara individual, ia membutuhkan kerjasama yang kuat, antara satu dan yang lain memiliki keterkaitan dan saling berkesinambungan. Hima justru tidak berjalan sesuai dengan jalurnya. Apa yang ia jalankan tidak linier. Hal inilah yang membuat masyarakat Teknologi Pendidikan menjadi resah, bimbang, dan antipati dengan Hima.

Oleh Karena itu Sudah saatnya Hima Benar-benar bisa memberikan wadah, sarana kepada masyrakatnya. disamping kucuran dana dari fakultas Hima juga memiliki fasilitas yang cukup. Tinggal bagaimana Hima mengelola, mengoordinir arah tujuan Hima. Hima harus memikirkan rencana strategis untuk membedayakan seluruh potensi masyrakat jurusan. Hima mestinya intens melakukan koordinasi dengan pihak jurusan, hal ini agar Hima berjalan sesuai jalur kajiannya. Sehingga ungkapan keluar dari jalur tak terulang lagi. Orang-orang yang menikmati Teknologi Pendidikan tidak lagi sebagian kecil masyrakatnya. tetapi Mereka semua merasakan nikmat, manfaat yang ada didalam jurusan, tidak hanya itu masyarkat dalam arti luas pun akan merasakan kontribusi dari Insan-insan Teknologi Pendidikan. Hima harus berupaya kuat agar masyarakat teknologi pendidikan merasa butuh dengan eksistensi Hima. Sehingga Hima beserta masyakaratnya memiliki sinergisitas, integrasi, keterkaitan yang kuat.

Kekayaan Teknologi Pendidikan yang begitu luas bukan tidak mungkin dapat dirasakan oleh masyarakat Teknologi Pendidikan. Karena telah tercipta sosio cultur yang baik antara masyarakat Teknologi Pendidikan dengan Fungsionaris Hima. Dengan begitu akan terwujudlah insan yang memiliki dedikasi tinggi, kreatif, inovatif, produktif dan memiliki wawasan yang luas.

Rabu, 02 Desember 2009